Pacuan Di Lautan Pasir Bromo Diramakan Ojek Kuda – Sekitar 500 kuda tunggang punya masyarakat Bromo ikuti pacuan kuda tradisionil. Kuda yang seharian dipakai untuk mengais rejeki itu tidak kalah lincah waktu dipicu.
Beberapa ratus kuda itu punya masyarakat Desa Tengger, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Mereka beradu kecepatan dalam arena Kapolres Probolinggo Cup yang diadakan di Lautan Pasir Gunung Bromo semenjak pagi barusan.
Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto menjelaskan, pacuan kuda tradisionil itu diadakan untuk menyemarakkan HUT ke-73 Bhayangkara. Menurut dia, pacuan kuda dibagi dalam tiga kelas. Semasing kelas berdasar tinggi tubuh kuda.
Kelas A untuk kuda dengan tinggi tubuh 139-142 cm. Kelas B untuk kuda yang tingginya 135-136 cm. Selanjutnya Kelas C untuk kuda dengan tinggi tidak lebih dari 127-134,5 cm.
Kuda-kuda itu beradu kecepatan di trek selama 500 mtr.. “Ada uang pembinaan untuk beberapa juara. Mereka memperebutkan juara umum serta trofi Kapolres Cup yang pertama,” tutur Eddwi, Minggu (30/6/2019).
Seharian, kuda-kuda itu disewakan atau dipakai untuk mengangkat pelancong Bromo. Itu berarti, kuda-kuda yang turut pacuan bukan kuda yang biasa dipicu. Diluar itu, pacuan kuda itu jadi rintangan buat beberapa pemilik kuda. Mereka harus dapat mengatur kuda yang tidak sudah pernah dilatih balapan di trek.
Salah seseorang peserta Rustam akui suka dapat turut dalam arena pacuan tradisionil. Bahkan juga dia mengharap acara sama teratur diadakan.
“Baru pertama turut. Suka dapat bergabung dengan sama-sama peng-ojek kuda. Saya mengharap moment semacam ini teratur diselenggarakan tiap tahun,” tuturnya.
Sedang seseorang pelancong lokal Suti akui terhibur oleh pacuan kuda itu. “Itu kan bukan kuda-kuda terbiasa di ajang balap. Bagus serta menghibur. Senang kali ke Bromo (berekreasi red),” tuturnya.
Masih kata Suti, walau kuda serta jokinya bukan profesional, style kendali beberapa joki serta kekuatan kuda dalam tiap barisan tanding hampir tidak jauh beda dengan balapan kuda profesional. Malah menurut dia, dalam balapan kuda tradisionil beberapa hal menarik serta menghibur beberapa pemirsa.